Rabu, 22 April 2015

Membangun STiMSI, Menata UISI


STiMSI mulai berdiri tepat pada tanggal 13 Mei 2013. Awalnya, sekolah tinggi ini hanya memiliki 2 (dua) jenis prodi yakni Manajemen dan Manajemen Rekayasa. Mungkin tidak sedikit orang yang sedikit memicingkan mata ketika mendengar STiMSI, mengingat STiMSI yang baru seumur jagung dan baru berkecimpung di dunia perguruan tinggi. Penyaringan angkatan pertama berlangsung cukup ketat hingga sesi 3 gelombang besar dan menerima secara resmi sekitar 175 mahasiswa. Tidak terkecuali Saya, yang resmi menjadi mahasiswa Manajemen STiMSI angkatan pertama.

Pada awalnya tidak sedikit pun terbesit di pikiran Saya untuk mendaftar di kampus ini. Saya sangat berambisi untuk memasuki salah satu universitas negeri yang terletak di kota Surabaya. Namun diluar dugaan, saya tidak lolos SNMPTN tahun 2013 dan beberapa tes jalur mandiri. Ayah Saya merekomendasikan untuk mendaftar di STiMSI karena letaknya tidak jauh dari rumah, dan yang lebih penting prospek jangka panjang karena sekolah ini membawa nama besar Semen Indonesia. Saya pun diusulkan untuk mengambil jurusan Manajemen padahal sebelumnya saya lulusan IPA di SMA. Saya pun mendaftar pada gelombang kedua. Pada semester awal, Saya merasa kurang bisa menangkap isi materi mata kuliah terutama akuntansi. Namun kawan-kawan di STiMSI tak segan membantu dan membimbing Saya. Karena memang, Saya begitu buta tentang akuntansi. Bersyukur dan begitu beruntung, berkat bimbingan kawan-kawan Saya bisa sukses melewati beberapa semester dengan IP yang begitu baik.

Pada 2015 ini STiMSI semakin bertambah kuat dengan bergantinya nama menjadi UISI dan menambah sekitar 10 (sepuluh) prodi. Pergantian nama ini menjadi tombak besar perjalanan kampus yang masih berjalan 2,5 tahun ini. Kampus ini sejatinya sudah memiliki 2 angkatan yang terseleksi pada tahun 2014 lalu. UISI bahkan merekrut ratusan dosen muda enerjik yang berpengalaman di bidangnya masing-masing sehingga diharapkan nantinya, lulusan di UISI dapat menjadi generasi emas penerus bangsa dengan jiwa entrepreneurship yang kuat. Semoga.

Salam, #SayaUISI

Kamis, 16 April 2015

Gresik Punya Cita Rasa



@infoGresik
  Dari sekian banyak makanan khas di Gresik. ada salah satu makanan yang fenomenal dan unik. Dilihat dari segi sejarah, keistimewaan maupun cita rasa dari makanan itu sendiri. 

 Namanya Kolak Ayam. Kolak Ayam ini merupakan salah satu makanan khas Gresik yang keberadaannya masih dilestarikan hingga kini. Bermula dari cerita sejarah ketika Sunan Giri sedang sakit, Beliau memberikan titah kepada seluruh masyarakat untuk mencarikan obat untuk menyembuhkan penyakitnya. Setelah sekian lama mencari namun tak penyakit Sunan tak kunjung sembuh juga. Pada suatu hari, Beliau mendapat petunjuk dari Sang Kuasa untuk membuat makanan untuk obat, yakni Kolak Ayam ini. Beliau pun meminta dibuatkan Kolak Ayam ini. Pada akhirnya, sembuhlah penyakit Beliau karena memakan Kolak Ayam ini. 

     Keistimewaan dari makanan ini adalah dimana proses memasaknya dibuat oleh para lelaki pada malam ke-23 pada bulan Ramadhan. Makanan ini paling ditunggu oleh masyarakat Gresik karena hanya muncul setahun sekali yakni pada bulan Ramadhan saja dan hanya dibuat di Desa Gumeno










Extrovert Vs. Introvert


Pada dasarnya, tidak ada orang yang benar-benar introvert ataupun seratus persen extrovert. Kebanyakan orang ada di tengah-tengah atau yang biasa disebut dengan ambivert. Meskipun demikian, tak jarang terlihat di kehidupan sehari-hari, termasuk di dunia kerja, orang-orang memiliki tendensi untuk condong ke salah satunya.

Menurut Belle Beth Copper, seorang penulis konten Buffer, untuk menyikapi sifat extrovert dan introvert ini, kita tidak bisa lagi berpedoman pada pengertian bahwa:
~ Extrovert adalah betapa kita terbuka/menunjukkan ekspresi
~ Introvert adalah betapa kita tertutup/pemalu

Untuk mengoptimalkan kemampuan kedua karakter tersebut, Beth memberikan definisi berdasarkan dari mana sumber energi yang dimiliki oleh mereka, yakni:
~ Extrovert memperoleh energi dari orang lain. Energinya justru berkurang ketika ia harus berada dalam kesendirian
~ Introvert justru mendapat energi ketika dibiarkan sendiri. Ia akan kehabisan tenaga ketika berkumpul dan bersosialisasi dengan banyak orang.

Dengan mengetahui sumber energi tersebut, kita dapat memaksimalkan kemampuan yang kita miliki, setelah kita tahu dimana kecenderungan kita. Apakah kita seorang extrovert atau introvert?

Kolumnis Drake Baer memberikan beberapa tips tentang bagaimana menyiasati watak extrovert maupun introvert menjadi sesuatu yang produktif.

Extrovert
- Biarkan kaum extrovert sibuk. Orang-orang dengan karakter ini sangat memerlukan stimuli untuk bekerja. Maka kita berikan ia pekerjaan yang lebih meskipun akhirnya schedule mereka menjadi padat.
- Memuji extrovert. Orang extrovert suka bersosialisasi, maka pujilah dia di depan orang banyak.
- Eksplorasi. Seorang extrovert memiliki kelebihan yakni senang bereksplorasi. Seperti kutipan Steve Jobs: “Semakin banyak pengalaman yang kita dapatkan, semakin banyak pula ide yang kita miliki untuk menghasilkan sebuah produk kreatif”.

Introvert
- Berikan ruang pribadi. Kita perlu untuk mengurangi negative space yang mungkin timbul karena berkumpul dengan orang lain bagi para introvert.
- Fokuskan dalam bekerja. Daripada memberikan banyak pekerjaan, orang introvert justru bekerja lebih bagus untuk pekerjaan yang komplek yang membutuhkan fokus tingkat tinggi.
- Menyesuaikan diri (attuning). Salah satu kelebihan orang introvert adalah dia mudah menyesuaikan diri, mengerti karakter orang lain ketika mereka dihadapkan one on one. Kaum introvert memiliki social intelligent yang sangat tinggi.

Sumber: http://www.portalhr.com/people-management/performance-management/siapakah-yang-lebih-produktif-introvert-atau-extrovert/ diakses 04 September 2014 dan diolah dari berbagai sumber

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamu menebar bibit pesona lalu tanpa sadar aku tlah merawatnya, dan hingga detik ini telah mengakar kuat. Pesonamu menghidupiku. Terima kasih, untuk (kamu)!

Popular Posts

Mengenai Saya

Foto saya
Gresik, Jawa Timur, Indonesia
I love writing. Til the end of life.

Pengikut

Blogger templates

Blogger templates

Blogroll